REFERENSI PENULISAN ILMIAH; BUKU ATAU INTERNET?

REFERENSI PENULISAN ILMIAH; BUKU ATAU INTERNET? - Ketika seseorang melakukan penulian ilmiah sudah barang pasti merujuk pada tulisan-tulisan orang lain untuk memperkuat argumen, landasan teori, maupun menemukan masalah (preliminary) untuk memperkuat latar belakang dilakukannya penelitian. Nah, pertanyannya adalah; tulisan orang lain seperti apa yang layak untuk menjadi rujukan kita sebagai penulis karya ilmiah? Darimana kita mendapatkan tulisan-tulisan tersebut? Jika di perpustakaan banyak, begitu juga di internet, lalu mana yang lebih baik untuk kepentingan penulisan ilmiah? Dalam artikel kali ini penulis akan sedikit mengulas tentang sumber referensi untuk penulisan karya ilmiah, dengan membanidngkan sumber dari internet dan sumber dari buku atau jurnal print out. Mari kita bahas bareng-bareng.

Penulisan ilmiah adalah penulisan yang dilakukan oleh seseorang atau tim penelitian untuk memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalahh dengan melalui kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan dan informasi dalam laporan ilmiah yang sudah ditulis ini kmeudian dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang akan atau sedang melakukan penelitian. Nah, dari sini sudah sangat jelas, bahwa hasil penelitian akan menjadi sumber rujukan bagi peneliti lain, dengan kata lain, untuk membuat tulisan ilmiah anda harus mencari sumber yang relevan dan merupakan hasil penelitian. Anda bisa menemukan tulisan-tulisan atau laporan-laporan tersebut diperpustakaan, website universitas tertentu, atau website perpustakaan nasional yang menyediakan e-journal dan e-book yang bisa diakses oleh member maupun bukan, perbedaan antara ebook/ejournal hanya terletak pada wujudnya saja, sedangkan secara substansi sama persis, disana sudah dilengkapi dengan author, sehingga apa yang tertera di dalamnya dapat dipertanggung jawabkan secara hukum maupun secara moral. Lalu bagaimana dengan sumber dari internet? Sumber dari internet biasanya hanya berupa artikel, lebih parah lai artikel tersebut ditulis oleh blogger secara anonim, kabar buruknya adalah sebagain besar artikel yang ditulis dalam web adalah berisi opini, sehingga menimbulkn skeptisisme dalam dalam penulisan ilmiah, sebab yang namanya penulisan ilmiah itu harus obyektif. Kecuali, jika artikel yang terdapat di internet tersebut hanya dibaca dan digunakan sebagai “sumber inspirasi” masalah, maka sah sah saja. Meskipun artikel itu berisi full opini, ditulis secara anonim, dan diposting lebih dari 5 tahun yang lalu, itu tidak masalah. Tidak ada aturan yang melarang akan hal itu, toh nantinya artikel tersebut sama sekali tidak dicantumkan ke dalam tulisan ilmiah anda. Misal nih, anda sedang bingung mencari masalah untuk diteliti, terus anda menjelajahi internet dengan membaca artikel-artikel, dalam membaca-baca artikel anda menemukan sebuah artikel yang cukup menarik yang ditulis secara anonim, berisi tentang hukum cambuk di Aceh, disana terlihat adanya masalah berupa “benturan” antara norma sosial, hukum konstitusional, dan agama. Nah, dari sini anda terinspirasi, dalam pikiran anda “oh,, ini masalah yang manarik untuk diteliti, sepertinya saya akan meneliti topik ini”, dari sini tidak lantas anda langsung dapat menulis dengan merujuk pada artikel itu, sebab artikel itu ditulis secara anonim dan full opini, anda harus mencari hasil penelitian yang relevan untuk menilai apakah masalah tersebut masih layak untuk diteliti atau tidak, jika masalah itu atau masalah “semacam” itu pernah diteliti sebelumnya, anda bisa lanjut pada tahap selanjutnya atau menyusun kerangka penelitian dengan mempertimbangkan hasil riset sebelumnya, terkait kekurangan-kekurangan pada riset sebelumnya yang membuat anda tetap meneliti masalah tersebut. Misal, Prof. Sulthon dan Drs. Nuriman, Ph.D. pernah meneliti masalah itu, namun hanya ditinjau dari perspektif agama dan hukum konstitusioanal, nah disana ada kelemahan bahwa mereka tidak meninjau dari otonomi khusus daerah Aceh, maka anda tetap bisa melakukan penelitian degan topik yang sama, lokasi yang sama, subjek yang sama, namun dengan perspektif yang berbeda.

Yah, pada dasarnya memang jika ingin mancari sumber referensi untuk penulisan ilmiah haruslah bersumber pada hasil riset yang vaid dan berdasarkan pada pengalaman empiris dari penulis. Sekian dulu artikel dari penulis (yang sebenarnya juga bingung mau melakukan penelitian tentang apa untuk tugas akhir pada Magister (Thesis)), hehe. Semoga artikel ini bermanfaat dan membuat anda bisa melakukan penelitian dengan baik melalui referensi yang valid dan kredibel.
Lebih baru Lebih lama