NILAI-NILAI PENTING PENDIDIKAN DI DUNIA YANG TIDAK ADA DI INDONESIA

NILAI-NILAI PENTING PENDIDIKAN DI DUNIA YANG TIDAK ADA DI INDONESIA - Pendidikan selalu menarik untuk diperbincangkan, namun tidak menarik untuk diperdebatkan. Pendidikan pada dasarnya selalu menanamkan nilai-nilai luhur dari masyarakat di suatu negara tertentu, termasuk Indonesia yang selalu menanamkan nilai-nilai dari leluhur bangsa Indonesia yang belandaskan kepada Pancasila dan disesuaikan dengn kebutuhan masyarakat. Namun, bagaimana dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam negara-negara lain? Dalam artikel kali ini penulis akan merangkum nilai-nilai unik yang disamapaikan dalam dunia pendidikan di negara lain. 


1. Korea utara (anti-amerika)
Pemerintah Korea Utara sangat anti Amerika, mungkin itulah yang mendasari pemerintah korut untuk menanamkan nilai-nilai anti Amerika kepada anak didiknya. Cara yang digunakan untuk menanamkan nilai anti Amerika ini dimulai degan cara yang paling sederhana, misal; permainan tentang strategi untuk menjatuhkan tentara Amerika. Hal ini mungkin sangat efektif ya untuk menanamkan ideologi komunis mereka, jadi Amerika gak bakal menjajah Korea Utara secara halus layaknya yang Amerika lakukan pada negara-negara lain.

2. India (bela diri untuk siswa perempuan)
Di India ada pelajaran bela diri, pelajaran ini digunakan untuk menghargai nilai kesusilaan di India. Mengapa? Apakah nilai kesusilaan di India masih tidak dihargai? Jadi begini ceritanya, di India kasus kriminaslitas terlebih kasus pemerkosaan terhadap anak sanagt tinggi. Hal inilah yang membuat pemerintah India memberlakukan kebijakan ini, dengan belajarnya bela diri bagi kaum hawa, maka diharapkan tingkat kriminalitas terhadap anak juga menurun bahkan hilang. Kabar baiknya lagi untuk kaum adam mereka ditanami nilai untuk menghargai dan melindungi perempuan. Kenapa ya di Indonesia tidak demikian? Mungkin pemerintah berpikir bahwa angka kriminalitas terhadap anak di Indoensia sangat rendah, wkwkwwk.

3. Perancis (makan siang dan tata caranya)
Sekolah di Prancis mungkin termasuk sekoalah yang menyenangkan, selain karena fasilitas pendidikan yang disediakan sanagat lengkap, di Prancis siswa dipersilakan untuk makan siang bersama di kantin yang sudah disiapkan oleh sekolah. Asupan makanannya pun tidak gemen-gemen, mereka menggunakan bahan bernutrisi baik dan mempekerjakan koki profesional untuk memasak makanan tersebut. Tidak ada alat makan yang tidak hieginis, semua alat makan dijamin steril. Selama makan mereka juga akan mempelajari tentang apa saja yang sudah mereka makan, mulai dari asalnya, cara membuatnya, kandungan nutri yang terdapat di dalamnya, hingga diajari bagaimana tata cara makan yang baik dan benar. Nilai kesopanan ternyata masih menjadi perhatian di negara maju seperti Prancis.  Mereka punya jatah menghabiskan makanannya dalam waktu satu sampai dua jam. Sehingga tidak perlu takut akan ketinggalan mata pelajaran.

4. Finlandia (kesetaraan intelektual)
Sudah banyak artikel yang mengupas tentang perbedaan pendidikan di negeri kita dengan di Finlandia, meski perbandingan itu terkesan mengunggulkan pendidikan di Finlandia. Namun apa daya memang begini adanya, hehe. Nilai penting yang ada di negara lain namun tidak ada di Indonesia berikutnya adalah nilai kesetaraan intelektual. Me-ranking seperti yang dilakukan sekolah di Indonesia mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial di lingkungan sekolah, bahkan di lingkungan masyrakat. Hal ini akan mendiskreditkan siswa tertentu, dan dampak secara psikologis akan membuat si anak menjadi tidak percaya diri dan introvet.

5. Jepang (kebersihan)
Beberapa sekolah di Jepang tidak ada yang namanya tukang kebun. Siswa di Jepang harus membersihkan sendiri ruangan kelas, kamar mandi hingga halaman sekolah. Tujuannya adalah agar siswa belajar bekerja sama, berbagi tanggung jawab, dan menumbuhkan rasa saling memiliki terhadap fasilitas sekolah. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang piket bergiliran mengerjakan tugas-tugas, seperti menyapu, mengelap kaca jendela, menggosok WC, dsb. Setiap tahun kelompok tersebut dirombak dan digilir kembali.
Lebih baru Lebih lama