Pentingnya Budaya Membaca Pada Anak Usia Dini

Banyak beredar kabar bahwa budaya membaca di Indonesia itu lemah, banyak perpustakaan atau tempat membaca itu kosong dari sentuhan orang-orang yang haus akan pendidikan. Kalau menurut saya sih sebetulnya budaya membaca di Indonesia itu enggak lemah-lemah amat, memang benar kalau tempat membaca seperti perpustakaan itu minim akan adanya orang.


Tapi kalau spekulasi tentang Budaya Membaca di Indonesia itu lemah, kurang begitu setuju. Sebenarnya orang di Indonesia itu banyak yang suka membaca, hanya saja diantara mereka itu mempunyai selera bacaan dan tempatnya sendiri. Ada yang suka novel, manga, karya ilmiah, biografi, dan macam-macam buku bacaan yang menjadi minat mereka.

Dan diantara mereka itu ada anak yang usianya masih dini tapi minat membacanya itu bagus. Berbagai anak itu suka membaca tentu karena bimbingan orang tua yang mengerti pentingnya membaca di usia dini. Tentu orang tua sadar tentang manfaat membaca yang diperlukan oleh anak walau usianya masih dini.

Memang itu dibenarkan, kalau mengajarkan anak membaca itu penting. Terlebih manfaat membaca itu tidak hanya soal bisa membacanya, tapi juga ada keuntungan lain yang bisa didapatkan. Misal nih, dengan membaca anak bisa dapat informasi sendiri, anak dapat mengembangkan kekreatifan, serta anak jadi tidak disleksia karena susah untuk mengerti.

Bagi yang tidak tau, apa itu disleksia? Jadi disleksia adalah gangguan belajar yang dialami anak, biasanya berupa gangguan susah membaca. Anak susah membaca ini banyak yang tidak disadari oleh orang tua. Padahal usia anak sekitar 2 tahun sudah ada minat tertarik belajar, karena pada waktu itu pola pikir anak sudah terbentuk dan mempunyai rasa kecenderungan ingin tau.

Dan bagaimana jadinya kalau abai akan kepentingan membaca untuk anak, bahkan tidak tahu-menahu kalau anak itu mempunyai keterbelakangan dalam belajar. Tentu jawabannya sebisa mungkin anak itu diajarkan membaca di usia dini. Membaca yang diajarkan tentu jangan yang berbobot, ajarkan huruf per huruf, kata per kata dengan telaten dan bisa menumbuhkan rasa ingin tau pada anak.

Dari cara membaca unik melibatkan benda sekitar, anak akan tertarik dengan pembelajaran yang diberikan. Bahkan, menurut Tanoto Foundation dengan mengajarkan anak membaca di usia dini adalah stimulasi yang bisa menjadi investasi terbesar dalam proses tumbuh kembang anak. Dan ini memang tidak bisa dipungkiri lagi, karena dengan memperhatikan pendidikan pada anak dapat menentukan masa depan anak tersebut.

Walaupun mengajarkan anak akan pendidikan membaca itu kesannya sulit dilakukan, tapi sebagai orang tua kita tetap wajib memerhatikan akan keberlangsungan anak. Sebetulnya sulit membaca tidak hanya berlaku pada anak kecil, tapi orang dewasa seakan sulit untuk membiasakan membaca buku. Ya tentu kesulitas untuk membaca bukanlah karena tidak bisa membaca, tapi rasa malas lah yang menjadikan rasa ingin menambah wawasan itu sulit dilakukan. Padahal yang namanya hidup akan selalu membutuhkan wawasan dan wawasan bisa didapatkan dimana saja. Bahkan saat membaca berbagai imajinasi bisa tercipta seiring alur bacaan itu dimuat. Dan dapat dipastikan kalau orang yang rajin membaca akan mempunyai tingkat kekreatifan, wawasan, dan imajinasi yang lebih dari orang malas membaca. 3 komponen ini tentu akan ada, meskipun buku yang dibaca berupa manga yang lebih banyak drama dari pada wawasan, tapi paling tidaknya disana ada pembelajaran yang tersirat dan ini bisa menjadi pengetahuan yang mudah diingat.

Kepercayaan ini mendorong Tanoto Foundation untuk menggagas gerakan/kampanye #IndonesiaCintaMembaca

Jangan lupa Moms juga bisa ikutan lho kegiatan seru kompetisi sharing Momen baca bersama yang diadakan oleh Tanoto Foundation dan hadiahnya seru banget,Kompetisi berlangsung sampai bulan Desember 2020.

Cek highlight #MomenBaca di IG : @tanotoeducation atau untuk informasi lebih lanjut di https://tanotofoundation.org/id/news/kompetisi-momenbacabersama-dapatkan-hadiahnya/
Lebih baru Lebih lama