CARA MENGAJARKAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK USIA PENDIDIKAN DASAR

CARA MENGAJARKAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK USIA PENDIDIKAN DASAR - Pendidikan seks? penting kah?. Sebagian kita mungkin bertanya-tanya apakah pedidikan seks itu perlu bagi anak-anak usia pendidikan dasar? Bukankah itu tabu dan terkesan terlalu dini untuk anak-anak usia pendidikan dasar?. Pada kenyataannya pemerintah kita memberikan perhatian lebih pada anak sekolah atau anak usia sekolah mengenai pendidikan seks ini. Maraknya kasus pemerkosaan terhadap anak dibawah umur, seks bebas, dan kerusakan moral terkait norma kesusilaan dikalangan generai muda menjadi alasan utama mengapa pendidikan seks itu perlu. Pendidikan seks diimplementasikan bukan bertujuan untuk mengetahui bagian – bagian alat reproduksi manusia dan bagaimana cara kerjanya, itu adalah kewenangan IPA. Namun lebih penting dari itu, pendidikan seks pada hakekatnya bertujuan untuk membentengi anak didik supaya bisa menjaga dirinya dari kejahatan seksual, seks bebas, dan bagaimana cara menjaga organ vital mereka. Pendidikan seks pada anak usia sekolah pendidikan dasar (SD dan SMP) memerlukan cara khusus dan tidak bisa diajarkan sebagaimana mata pelajaran lain, sebab pendidikan seks menyangkut dengan organ intim manusia secara personal, rasa malu dan pertanyaan yang ada dalam benak setiap siswa tidak bisa secara langsung disampaikan di dalam kelas sebagaimana pertanyaan yang disampaikan siswa ketika mengajukan pertanyaan pada mata pelarajan lain seperti; matematika, IPA, PKn, dan lain-lain. Oleh sebab itu sering kali pendidikan seks senantiasa dibarengi dengan bimbingan konseling. Lalu bagaimankah cara menyampaikan pendidikan seks di dalam kelas? Berikut penulis rangkum bagaimana cara mengajarkan pendidikan seks pada anak usia pendidikan dasar.

1. Sampaikan apa adanya dan serius.
Penulis selalu ingat apa yang disampaikan salah satu Profesor di bidang pendidikan IPA saat seminar nasional pendidikan di Jawa Timur, bahwasannya untuk menyampikan konten dari pendidikan seks adalah dengan menyampaikan apa adanya, artinya tidak menutup nutupi apa yang memang anak didik harusnya tahu, misal; jika memang alat vital perempuan namanya vagina, maka katakan pada mereka bahwa memang itu namanya vagina. Jika memang alat vital laki-laki namanya penis maka sampaikan lah penis. Jangan sampai menggunakan kata atau istilah yang bersifat kedaerahan, sebab akan mengurangi keseriusan dalam pembelajaran dan menjadi bahan ejekkan dalam lingkungan sosialnya. Mengenai keseriusan, bukan berarti harus disampaikan dengan suasana tegang dan dingin. Jika pada mata pelajaran lain masih bisa disisipi dengan guyonan, maka hal itu tidak rekomendasikan dalam mengajarkan pendidikan seks kepada anak usia sekolah pendidikan dasar, sebab keseriusan dalam mengkaji hal penting ini akan berkurang yang berdampak pemahaman yang rendah. Dengan pemahaman yang rendah mengenai pendidikan seks maka dijalankannya pendidikan seks menjadi percuma / sia-sia

2. Hindari diskusi kelompok.
Pendidikan seks meskipun disampaikan secara klasikal, namun untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa tidak lantas dilakukan dengan cara berkelompok atau klasikal, namun harus dilakukan dengan personal atau jika guru ingin mengefektifkan waktu dengan mengukur ketercapaian siswa secara klasikal, maka ada baiknya guru menggunakan angket.

3. Jika menghendaki adanya tugas, usahakan secara individu.
Di sekolah Indonesia sudah menjadi hal yang sangat wajar jika guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah, justru akan menjadi sangat aneh jika guru tidak memeberikan tugas untuk di kerjakan di rumah. Nah, dalam pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah hindari pemberian tugas yang dikerjakan secara berkelompok, sebab tanpa bimbingan dari orang dewasa, pembahasan mengenai pendidikan seks yang dilakukan siswa tidak akan efektif dan penulis cukup yakin pembahasan mengenai konten tugas akan membelok ke arah lain.

4. Jangan ragu untuk melakukan pendekatan secara personal.
Pendekatan secara personal sangat diperlukan seandainya ada siswa yang tergolong introvet, rasa malu yang dimilikinya untuk menyampaikan keluhannya terkait dengan dirinya membuat pendidikan seks tidak mengena pada target, sebab pendidikan seks juga memiliki maksud untuk memberikan solusi atas masalah-masalah personal siswa terkait dengan seksualitasnya. Tidak sedikit siswa SMP di Indonesia yang mengalami kekerasan seksual dengan disertai ancaman oleh pelaku untuk tidak melapor kepada siapapun. Hal ini yang barangkali mengganjal di hati siswa. Dilema antara menyampaikan atau tidak menjadi beban batiniyah yang ditanggung siswa. Untuk itu guru jangan sampai ragu untuk membuka diri bagi siswa untuk berkonsultasi.

Sekian langkah-langkah pendidikan seks untuk anak usia sekolah pendidikan dasar, semoga bisa membantu rekan-rekan guru ataupun orang tua dalam menyampaikan pentingnya menjaga organ vital bagi anak-anaknya. Jangan sampai generasi kita menjadi rusak hanya karena orang tua atau guru yang lalai dalam menyampaikan pendidikan seks.
Lebih baru Lebih lama