MAKELAR SKRIPSI: Menyenangkan Mahasiswa, Menyedihkan Dunia Pendidikan


Skripsi sejatinya adalah media untuk mengembangkan mahasiswa dalam dunia penelitian. Selain itu, melalui penelitian wajib ini, kampus memberikan jalan yang sangat mudah dan terang kepada mahasiswa untuk menjalankan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi; pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan senantiasa dijalankan oleh mahasiswa dalam kegiatan pengajaran di kelas kuliah, pengabdian masyarakat dijalankan mahasiswa ketika KKN dan PPL, sedangkan penelitian biasanya dilakukan oleh mahasiswa manakala dia melakukan penelitian dengan sukarela dalam bventuk kompetisi atau membantu proyek dosen, lalu bagaimana dengan mahasiswa yang pasif?. Nah, disinilah skripsi memainkan perannya sebagai pemberi media untuk penelitian mahasiswa. Kampus memberikan fasilitas dengan memberlakukan skripsi sebagai syarat mutlak untuk mencapai gelar sarjana. Sayang sekali mahasiswa sebagai peserta didik memiliki gaya belajar masing-masing dan memiliki kompetensi masing-masing. Ini sama seperti kontroversi UN beberapa waktu yang lalu dimana banyak pihak yang membantah diberlakukan UN lantaran tidak semua siswa mempunya kemampuan yang sama namun diuji dengan cara dan syarat yang sama untuk mecapai kelulusan.

Meskipun mahasiswa memliki jadwal kuliah yang sama, mendapatkan tugas yang sama, tidak lantas membuat mahasiswa menjadi pribadi yang punya kompetensi yang sama pula dengan mahasiswa lainnya. Tidak semua mahasiswa punya passion dan kompetensi dalam bidang penelitian. Ketidakmampuan mahasiswa dan tuntutan pihak kampus tersebut membuat mahasiswa mencari jalan pintas, dengan cara mencari jasa pembuatan skripsi. Penulis sendiri sebagai mantan mahasiswa tidak jarang menemui fenomena seperti ini, bahkan rekan penulis sendiri ada yang menekuni pekerjaan nggak bener ini (tapi sekarang alhamdulillah sudah insyaf, hehe). Calo skripsi ini sangat sulit dideteksi, sebab mereka membaur dilingkungan sosial yang hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menghubungi mereka, mereka sebagai pelaku bisnis nggak bener kan juga perlu menjaga privasi mereka untuk menjaga nama baik / reputasi. Mereka biasanya mematok tarif bervariasi, bergantung pada tingkat kesulitan, anggaran biaya, dan resiko kerugian yang mungkin akan terjadi. Ada yang memasang tarif per skripsi = 3 juta, per bab = 500.000 dan lain sebagainya. Semua tarif berdasarkan kesepakatan dengan client, bahkan ada client yang meminta menyelesaikan skripsinya hanya sebatas proposal, setelah seminar proposal skripsi di lanjutkan oleh mahasiswa sendiri selaku client. Kembali pada fenomena makelar skripsi, kehadiran fenomena makelar skripsi pada dasarnya sama dengan hadirnya makelar SIM di POLRES, makelar tiket angkutan umum di terminal, stasiun, bandara atau di tempat-tempat lain. Disatu sisi, selain mendapatkan keuntung finansial untuk dirinya sendiri, mereka juga memberikan kemudahan kepada mahasiswa untuk mencapai gelar sarjana, namun disisi lain, secara moral mereka telah mengobrak-abrik dan menginjak-injak kode etik akademik. Bagaimana tidak, mereka yang berperan sebagai makelar skripsi tentunya sudah lulus kuliah, dengan demikian mereka sudah mengingkari janji wisudawan yang sudah dibacakan secara lantang saat wisuda berlangsung. Aktivitas mencoreng wajah cantik dunia pendidikan tinggi ini bahkan membuat malu para dosen-dosen yang sudah memutuskan kelulusannya saat sidang skripsi. Penulis cukup yakin, jika dosen pembimbing dan dosen pengujinya mengetahui “si dia” lulus kemudian menjadi makelar skripsi, maka dosen-dosen itu pasti sangat menyesal telah meluluskannya. Lalu bagaimana solusi untuk mengatasi hal ini? langkah pertama adalah; mata kuliah yang menyangkut tentang penelitian harus ditempuh oleh mahasiwa mulai semester awal hingga akhir (metodolgi penelitian, statistik, dl), pemberlakuan kebijakan ini menjadi tindakan preventif, sedangkan tindakan kuratif dapat dilakukan dengan pengujian secara intensif kepada mahasiswa “setiap kali bimbingan”, serta akan lebih baik jika dosen meminta mahasiswa untuk menuliskan kerangka revisinya saat itu juga, on the spot, dengan demikain maka para makelar tidak punya lapak untuk memeperdagangkan jasanya sebab mahasiswa sudah memerbaiki skripsinya dengan pertimbangan dosen secara langsung.
Lebih baru Lebih lama